A. Anatomi Fisiologi Mata
Secara
struktral anatomis, bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam
dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar.
1.
Struktur Mata Eksternal
a.
Kavum Orbita
Merupakan rongga mata yang bentuknya seperti
kerucut dengan puncaknya mengarah ke depan dan ke dalam. Dinding rongga mata
dibentuk oleh tulang :
1.
Os frontalis
2.
Os zigomatikum
3.
Os slenoidal
4.
Os etmoidal
5.
Os palatum
6.
Os lakrimal
Rongga mata mempunyai
beberapa celah yang menghubungkan rongga mata dengan rongga otak, rongga
hitung, rongga etmoidalis dan sebagainya. Rongga bola mata ini berisi jaringan
lemak, otot, fasia, saraf, pembuluh darah dan aparatus lakrimalis.
b.
Alis
Dua potong kulit tebal yang melengkung
ditumbuhi oleh rambut pendek yang berfungsi sebagai pelindung mata dari sinar
matahari yang sangat terik dan sebagai alat kecantikan.
c.
Kelopak Mata (Palpebra )
Kelopak atau palpebra terdiri dari 2 bagian
kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, mempunyai fungsi melindungi bola mata,
serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan
kornea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola
mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.
Kelopak mata dapat membuka diri untuk memberi
jalan masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.
Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan
air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup
kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada
bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang
disebut konjungtiva tarsal.
LAPISAN LUAR
1.
Sklera
Sklera dikenal juga
sebagai putih mata, merupakan 5/6 dinding luar bola mata dengan ketebalan
sekitar 1 mm. Sklera mempunyai struktur jaringan fibrosa yang kuat sehingga
mampu mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan jaringan-jaringan
halus pada mata. Pada anak-anak, sklera akan terlihat berwarna biru sedangkan
pada orang dewasa akan terlihat seperti warna kuning.
2.
Konjungtiva
Konjungtiva adalah
membrana mukosa (selaput lendir) yang melapisi kelopak & melipat ke bola
mata untuk melapisi bagian depan bola mata sampai limbus. Konjungtiva ada 2,
yaitu konjungtiva palpebra (melapisi kelopak) dan konjungtiva bulbi (menutupi
bagian depan bola mata). Fungsi konjungtiva: memberikan perlindungan pada
sklera dan memberi pelumasan pada bola mata. Konjungtiva mengandung banyak
sekali pembuluh darah.
3.
Kornea
Kornea adalah jaringan
bening, avaskular, yang membentuk 1/6 bagian depan bola mata, dan mempunyai
diameter 11mm. Kornea merupakan kelanjutan dari sklera.
LAPISAN TENGAH
1.
Koroid
Koroid adalah membran
berwarna coklat, yang melapisi permukaan dalam sklera. Koroid mengandung banyak
pembuluh darah dan sel-sel pigmen yang memberi warna gelap. Fungsi koroid:
memberi nutrisi ke retina dan badan kaca, dan mencegah refleksi internal
cahaya.
2.
Badan Siliar
Badan siliar
menghubungkan koroid dengan iris. Tersusun dalam lipatan-lipatan yang berjalan
radier ke dalam, menyusun prosesus siliaris yang mengelilingi tepi lensa.
Prosesus ini banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Badan siliaris ini
berfungsi untuk menghasilkan aquous humour.
3.
Iris
Iris terdiri dari otot
polos yang tersusun sirkuler dan radier. Otot sirkuler bila kontraksi akan
mengecilkan pupil, dirangsang oleh cahaya sehingga melindungi retina terhadap
cahaya yang sangat kuat. Otot radier dari tepi pupil, bila kontraksi
menyebabkan dilatasi pupil. Bila cahaya lemah, otot radier akan kontraksi, shg
pupil dilatasi utk memasukkan cahaya lebih banyak. Fungsi iris: mengatur jumlah
cahaya yang masuk ke mata dan dikendalikan oleh saraf otonom.
4.
Pupil
Merupakan ruang terbuka yang bulat pada iris
yang harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke anterior mata. Ukuran pupil
dapat berubah ecara refleksi yang dikendalikan otot-otot melingkar pada iris.
2.
Sistem Lakrimal
Sistem sekresi air mata
atau lakrimal terletak di daerah temporalbola mata. Sistem ekskresi mulai
pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus
nasolakrimal, meatus inferior.
Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :
a.
Sistem produksi
atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di
temporo antero superior rongga orbita.
b.
Sistem ekskresi, yang
terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus
nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak dibagian depan rongga orbita. Air mata
dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus
inferior.
Film
air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam
sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak
menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar
melalui margopalpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi
akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal Untuk
melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya dilakukan
penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai dakriosistitis,
maka cairan berlendir kental akan keluar melalui pungtum lakrimal.
3.
Otot Mata
Gerakan
mata dikontrol oleh enam otot okuler yang dipersarafi oleh saraf kranial III,
IV, dan VI.
Merupakan otot ekstrinsik mata terdiri dari 7
buah otot, 6 buah otot diantaranya melekat dengan os kavum orbitalis, 1 buah
mengangkat kelopak mata ke atas.
1.Muskulus levator
palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat kelopak mata.
2.Muskulus orbikularis
okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
3.Muskulus rektus okuli
inferior ( otot sekitar mata ) fungsinya untuk menutup mata.
4. Muskulus rektus okuli
medial (otot sekitar mata) fungsinya menggerakkan mata dalam ( bola mata).
5.Muskulus obliques
okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
6.Muskulus obliques okuli superior, fungsinya
memutar mata ke atas, ke bawah dan keluar.
Muskulus rektus okuli berorigo pada anulus
tendineus komunis, yang merupakan sarung fibrosus yang menyelubungi nervus
optikus.
Strabismus (juling) disebabkan tidak seimbangnya atau paralisa kelumpuhan
fungsi dari salah satu otot mata.
4.
Suplai Darah
Proses
pengaliran darah di mata tidak jauh berbeda dengan proses pada organ tubuh
lainnya hanya saja sedikit lebih berbeda perpaduan antara arteri dan vena.
Arteri
oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.
Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.
5.
Bola Mata
Bola mata terdiri
atas :
a)Dinding
bola mata
b)
Isi bola mata.
Dinding bola mata terdiri
atas :
a)Sclera
b)
Kornea .
Isi bola mata terdiri
atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.
Bola mata berbentuk bulat
dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan (kornea)
mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2
kelengkungan yang berbeda.
Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu :
a)
Sklera merupakan bagian
terluar yang melindungi bola mata.
b)
Jaringan uvea merupakan
jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang yang potensial
mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang
disebut perdarahan suprakoroid.
Jaringan
uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris
didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar
masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang
sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang
terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi.
Badan
siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos
humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di
batas kornea dan sklera.
c)
Lapis ketiga bola mata
adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan lapis sebanyak
10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan merubah sinar
menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga
yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari
koroid yang disebut ablasi retina. Badan kaca mengisi rongga di dalam bola
mata dan bersifat gelatin yang hanya menempel pupil saraf optik,
makula dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di dalam badan
kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi
retina. Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya
pada badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada
akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.
B.
Anatomi Fisiologi Telinga
1.
Anatomi Telinga Luar
Telinga luar terdiri
dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari
telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani
(gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih
setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun
terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus
telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya
sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius
eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan
dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan
menutup mulut.
Kanalis auditorius
eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai
kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial
tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus
berakhir pada membrana timpani.
Kulit dalam kanal
mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi
seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga
mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya
mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.
2.
Anatomi Telinga Tengah
Telinga
tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan
kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua
Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai
batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya
berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara
merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba
eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian
mastoid tulang temporal.
Telinga
tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes.
Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang
membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial
telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian
dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah.
Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh
membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis,
atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah
mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami
kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.
Tuba
eustachii yang lebarnya sekitar 1 mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan
telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka
akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap
atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan
tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.
3.
Anatomi Telinga Dalam
Telinga
dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran
(koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII
(nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan
bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun
tulang labirint.
Ketiga
kanalis semisi posterior, superior dan lateral terletak
membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan
dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan
kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Koklea
berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah
lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ
Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin
membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan
langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis.
Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis,
duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang
dina¬makan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe
dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila
keseimbangan ini terganggu.
Percepatan
angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan
merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terja¬di aktivitas
elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke
otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut
utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke
otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus
koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus
vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus,
menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus
ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus
kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan
darah ke batang otak.
No comments:
Post a Comment