Thursday, October 16, 2014

Transkultural

KATA PENGANTAR
Bismillahrrohmanirrohiim
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kami kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaiakan makalah ini. Makalah ini kami buat sebagai sarana edukasi, pembeljaran bagi mahasiswa.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat, bagi yang membacanya terutama bagi para perawat. Kami   menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah  selanjutnya.



                                                                               Samata, 25 November 2012

                                                                                              Penyusun









DAFTAR ISI


Kata Pengantar                                                                                               1
Daftar isi                                                                                                         2
BAB I PENDAHULUAN                                                                             3
A. Latar Belakang                                                                               3
B. Tujuan                                                                                            3         
BAB II PEMBAHASAN                                                                              4

A. pengertian transkultural nursing dan penyakit kronik                    4
B. konsep dalam transkultural nursing                                                4
C. Proses keperawatan Transcultural Nursing                                    6
BAB III PENUTUP                                                                                       11
A. Kesimpulan                                                                                    11
B. Saran                                                                                              11
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                12












BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Di era globalisasi, pengetahuan tentang keperawatan sangat penting. Bertambahnya beberapa penyakit yang memerlukan pengobatan dan terapi tertentu yang juga meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan, dan perkembangan manusia,komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tentang ilmu-ilmu dasar dan ketrampilan keperawatan tertentu. Perawat adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan.
Aplikasi transkultural di harapkan dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan diantaranya penyakit kronik yang sangat berbahaya dan mematikan.
Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat, serta akan berubah seirama dengan berubahnya masyarakat itu sendiri. Masyarakat terus-menerus berkembang dan mengalami perubahan. Era kesejagatan hendaknya oleh perawat dipersiapkan secara benar dan menyeluruh, mencakup seluruh aspek keadaan atau peristiwa yang terjadi atau sedang dan yang akan berlangsung dalam era tersebut.
B.       Tujuan
1.    Mampu memahami pengertian dari transkultural dan penyakit kronik
2.    Mampu memahami konsep dalam transkultural nursing
3.    Mampu memahami proses dalam transkultural nursing

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Transcultural Nursing dan Penyakit Kronik

Transcultural Nursing  adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dankesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakanuntuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budayakepada manusia (Leininger, 2002).

Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama sampai bertahun-tahun,bertambah berat,menetap,dan sering kambuh. (Purwaningsih dan Karbina, 2009).
Penyakit kronis bisa menyebabkan kematian. Contoh penyakit kronis adalah diabetes militus, TBC, kanker dan penyakit jantung


B.   Konsep dalam Transcultural Nursing
1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yangdipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak danmengambil keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkanatau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu danmelandasi tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yangoptimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinanvariasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang danindividu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimilikioleh orang lain.
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yangdigolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan padamendiskreditkan asal muasal manusia
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkankesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskandasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan salingmemberikan timbal balik diantara keduanya.
8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadianuntuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkankondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaanyang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupanmanusia.
10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukungatau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidupdalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
11. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatanuntuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripadakelompok lain.

C.   Proses keperawatan Transcultural Nursing
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskanasuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahariterbit (Sunrise Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991)menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagailandasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
 
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasimasalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger andDavidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :
a.       Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih ataumendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanankesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuankesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi kliententang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
b.      Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yangamat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yangsangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawatadalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klienterhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
c.       Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : namalengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, danhubungan klien dengan kepala keluarga.
d.      Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkanoleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yangdigunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisisakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaanmembersihkan diri.
e.       Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segalasesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhankeperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
f.       Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaanklien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
g.      Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalammenempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibuktiilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasiterhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiritentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
 

2.  Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensikeperawatan. (Giger andDavidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosakeperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang di yakini.
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalahsuatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalahsuatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalahmelaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalamkeperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengankesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurangmenguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yangdimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses melahirkan dan perawatan bayi
2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat 
b. Cultural care accomodation/negotiation
1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensikeperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995).
c. Cultual care repartening/reconstruction
1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yangdiberikan dan melaksanakannya
2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budayakelompok 
3) Gunakan pihak ketiga bila perlu
4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatanyang dapat dipahami oleh klien dan orang tua
5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan.
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing-masing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka.Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak  percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik

Budaya-budaya masyarakat :

*Contoh pada masyarakat Selayar yang mempercayai dan melarang anak-anak remaja duduk sambil merangkul paha dan lututnya, alasannya karena bisa terkena penyakit TBC, padahal sebetulnya itu adalah karena faktor sopan santun. Sangatlah tidak sopan ketika kita duduk dengan posisi seperti itu.
*Contoh lainnya yaitu pada masyarakat Sidrap, yaitu kita tidak boleh baring ataupun tidur tengkurap. Menurut orang terdahulu, katanya dapat menyebabkan bagian dada menjadi besar. Sehingga akan berakibat fatal untuk kelangsungan buah hati kelak. Padahal dalam istilah medis, itu sebenarnya berpengaruh pada sistem pernapasan, dan dapat menyebabkan kanker payudara.
*Dan contoh yang paling sering kita temukan yaitu pada sebagian besar masyarakat di daerah terpencil, yaitu apabila ketika dia telah di vonis menderita penyakit kronik, maka mereka tidak lagi ingin pergi ke dokter, tapi malah berbondong-bondong ke dukun. Namun, apabila mereka sudah percaya bahwa kalaupun merekea berangkat ke dukun, namun tidak akan mendapatkan hasil, jadi mereka lebih memilih mendiamkan penyakit tersebut sampai akhir hayatnya.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitusaja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budayaklien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan dan pelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural

B.             Saran
     Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karna kami sebagai mahasiswa dan sebagai manusia biasa tidak akan pernah luput dari kesalahan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.



No comments:

Post a Comment